Dalam mencari akar kata dan mencari rumusan tasawuf secara tepat, ternyata tidak mudah nampaknya, kesulitan itu berpangkal pada esensi tasawuf sebagai pengalaman ruhaniyah, yang memang tidak mudah pula untuk dijelaskan dengan tepat melalui kata-kata. Masing-masing oang mengalaminya secara intuitif-individual, pertumbuhannya muncul di berbagai segmen dan kultur yang bervariasi, tumbuh dalam pengalaman spiritual yang mengacu pada kehidupan moralitas, tercantel pada nilai-nilai Islam. Secara umum, ciri khas tasawuf itu adalah: obsesinya kedamaian spiritual, pengetahuannya diperoleh memalui intuiasi, upaya meningkatkan kualitas moral, peleburan diri pada kehendak-Nya, dan dalam pengungkapan pengalamannya menggunakan symbol yang mengandung makna implicit.Istilah tasawuf berasal dari beragam isilah yang acap kali dimunculkan.Secara istilah, arti tasawuf ini dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu 1. Albiyadah, mnusia sebagai makhluk terbatas, maka tasawuf berarti mennyucikan diri dari pengaruh duniawi dan memusatkan perhatian pada tuhan 2. Al jahidah, manusia sebagai makhluk yang berjuang, maka tasawuf berarti upaya memperindah diri denga sifat terfuji dalam upaya mendekati tuhan. 3. Al mudzakoh, manusia sebagai makhluk yang bertuhan, maka tasawuf berarti kesadaran fitrah yang berupaya mendekati tuhan. Dengan begitu maka tasawuf berarti upaya membersihkan diri dari segala pengaruh benda untuk menuju tuhan. Secara istilah tasawuf diartikan pula dengan mistik. Maknanya secara istilah senantiasa bergeser sesuai dengan pergeseran fase perkembangannya. Definisinya antara lain adalah: a. Tasawuf berarti cara mendekati tuhan b. Tasawuf berarti bertekun beribadah dan zuhud terhadap apa yang diburu orang banyak c. Tasawuf berarti membersihkan diri (Qalb) dari hubbuddunia (Cantelan bersifat duniawi) melalu latihan spiritual (riyadhoh) yang sangat keras (Mujahadah) pada tahapan khusus (Makam) dan keadaan tertentu (Hal) untuk mencapai hakikat (bersama-Nya tanpa pamrih apapun) atas tuntunan seorang mursyid, yang mewrnai aktivitas rutin. d. Melalui kontemplasi, berupaya untuk; 1) Memperoleh kesadaran adanya kontak sang hamba dengan tuhannya 2) Hijab berangsur terbuka, menjadikan adanya titik terang cahaya al haq dalam qalb 3) Berlepas diri dari cantelan qalbu kepada dunia dan beralih cantelan qalbu kepada pemilik dunia. 4) Dari sisinya, dia sangat dekat kepada hamba, dan dari sisi hamba, tidak merasakan kedekatan itu. Dalam konteks ini, hamba berupaya untuk merasakan kedekatan itu. Source : https://www.abdidesa.com/2018/09/makalah-pengertian-dan-asal-muasal-kata.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar