Selasa, 01 Januari 2019

✔ Berpikir Realistis Tentang Stigma Politik Abdi Desa

Opini. - Sering kali mendengar atau membaca sebuah berita tentang perpolitikan yang tersebar di dunia maya, lalu memberikan pernyataan pada sebuah dialog kecil di perkumpulan atau sekedar warung kopi untuk membahas perpolitikan yang telah ia ketahui melalui bacaan itu.Pernyataan yang dilontarkan kadang terkesan memihak atau sekedar mengkritik kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Padahal kemungkinan besar pernyataan dan komentar yang disampaikan adalah keliru atau keluar dari kontek politik yang sebenarnya.imageIlustrasi: pixabay.comApa sebabnya?. Berbicara politik adalah berbicara bagaimana mempengaruhi seseorang untuk memberikan stigma terhadap pernyataan dari sudut pandang yang berbeda tergantung pada pernyataan yang ia baca dari berbagai bacaan politik.Untuk menyearahkan pandangan terhadap politik yang tengah berkembang di masyarakat perlu memiliki pengetahuan yang kuat tentang politik. Oleh sebabnya, orang yang benar benar konsen di bidang politik, ia akan mempelajari dunia politik secara detail sebelum kemudian memberikan pandangan secara realistis.Kekeliruan yang pertama adalah menyetujui pandangan tertentu dan menolak pandangan lain tanpa pondasi politik yang memadai. Pondasi politik ini adalah pengetahuan secara detail tentang politik mulai pengertian, fungsi, maupun tujuannya. Tentu saja setiap orang secara demokratis boleh menyampaikan pandangannya, hanya saja apakah itu dilandasi dengan tujuan politik yang jelas atau tidak. Kejelasan pada pandangan politik dapat diketahui dari sumber referensi yang digunakan untuk menguatkan pandangan itu sendiri serta diikuti oleh ketertarikan pada visi dari pandangan tersebut dibangun. Banyak kemudian membuat sebuah organisasi untuk menghimpun visi tersebut. Organisasi yang terbentuk dapat berupa Partai politik, LSM dan lain sebagainya.Setiap orang memiliki pandangan politik yang berbeda, namun dari sekian banyak pandangan, ada salahsatunya yang memiliki visi yang sama dengan arah pandangan kita.Kekeliruannya adalah terkadang dengan mudahnya kita memberikan pernyataan atau pandangan pada arah politik tertentu tetapi tidak secara utuh dan tidak melihat dari aspek lain yang mempengaruhinya.Orang awam seperti saya kadang mudah terpengaruh oleh pandangan seseorang yang memiliki kepentingan sehingga muncullah arah stigma dan penggiringan opini yang nyata. Padahal elit politik atau si pembuat pandangan pertama sebenarnya sedang membius otak kita untuk menyetujuinya lalu mengikutinya.Sebagai contoh, dulu pernah saya dapatkan artikel atau informasi terkait kebijakan ekonomi yang menggandeng negara china sebagai partner ekonomi. Pandangannya yang muncul di masyarakat dari kelompok yang berbeda menulis bahwa negara sedang berkiblat ke komunis. Nah, orang awam tentu saja dengan segera memberikan pernyataan dengan opininya. Yang terjadi kemudian amarah untuk menolaknya. Padahal belum tentu benar karena kemungkinan besar hanyalah stigma politik untuk penggiringan saja. Nyatanya kita tidak memiliki cukup pengetahuan tentang itu sehingga tidak berpikir secara realistis.Kenapa ini hanya stigma saja?. Ya.. sekali lagi pengetahuan yang tidak utuhlah kemudian dengan segera menyimpulkan pernyataannnya.Bersambung...
Source : https://www.abdidesa.com/2020/01/berpikir-realistis-tentang-stigma.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar